Rabu, 11 Mei 2011

Bapak

Dulu kita bercerit.
Bersama dendangan rumput yang tengah bersuka ria, juga siulan burung burung pipit diantara sudut pematang durja.
Kita berlompat mengucap harapan, bersuka cita, bergaduh-gaduh sendiri.
Untuk mencoba membahagiakan diri.
Kita berlari diantara detik-detik waktu.
Sambil memikul derita dan kecamuk sekutu juga mengangkang kita dalam lelah dan ragu.

Kini . .
Kau pergi dan tak mungkin kembali.
Hanya tinggalkan kisah dan tetesan air mata yang menghujam diri.
Siapa tak kuasa?? Ditinggalkan mu dengan rasa tak tega.
Jika dibayangkan kau berbaring dengan bisu, mencoba harapkan cahaya yang benderang tertutup nisan yang kian rapuh teradu hari .
Bila terus terbayang engkau pun bisa hilang terendam dalam tanah.
Tinggalkan belulang dan kain kisah derita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar